Saatsang pelantun lagu mendengar para tentara & penonton dari golongan warga sipil bernyanyi bersama-sama untuk menikmati konser, sang pelantun lagu merasa kalau ia seolah-olah sedang mendengar suara angin perubahan (listening to the wind of change). Dan perubahan yang ia maksud adalah dunia yang selama ini terbelah ke dalam Blok Barat & Blok Timur kini bisa menyatu lagi dengan damai.
Scorpionsplaying rock ballad "Wind of Change" at Resurrection Fest Estrella Galicia 2018 (13/07/18), with Spanish version chorus.Scorpions tocando la balad
Kaumeletakkan aku di masa lalu, I don't know if our memories will last Aku tidak tau apakah kenangan kita akan berakhir But if by chance it doesn't work out with her, Tapi kalau kebetulan kau tidak berhasil bersama dia, You'll always have a chance with me in my world. Kau akan selalu punya kesempatan bersamaku di duniaku.
Vay Tiį»n Nhanh. "Take me To the magic of the moment Of a glory night Where the children of tomorrow Dream their way In a wind of change" Anda masih ingat lagu Wind of Change yang dipopulerkan oleh grup rock asal Jerman Scorpions? Lagu ini ditulis pada bulan September 1989, hanya dua bulan sebelum runtuhnya Tembok Berlin. Banyak yang menilai lagu ini dengan sangat tepat menangkap kegelisahan masyarakat yang mendamba perubahan. Single lagu ini telah terjual sekitar 14 juta copy di seluruh dunia, menduduki jajaran teratas tangga lagu di 78 negara dan dilihat sekitar 760 juta kali di YouTube bahkan hingga beberapa dekade setelah penciptaannya. Lagu Wind of Change ditulis oleh pentolan band Scorpions asal Jerman yaitu Klaus Meine. Ia mengatakan, ilham untuk menulis lagu ini didapat saat band tersebut ambil bagian di Festival Perdamaian Musik Moskow pada musim panas tahun 1989. "Pada suatu malam semua orang, baik itu musisi asal Jerman, Rusia, Amerika, jurnalis maupun anggota Tentara Merah, bersama-sama berada di sebuah perahu di Sungai Moskow menuju Gorky Park. Saat itulah muncul visi Seluruh dunia bersama dalam sebuah kapal, semua orang berbicara bahasa yang sama ā bahasa musik,ā ujar Klaus Meine sambil mengingat kembali koran Hamburger Abendblatt yang menjadi inspirasinya. Benarkah ditulis oleh CIA? "Benarkah itu?" tanya seorang penyiar saluran podcast asal Amerika. Lagipula, lagu itu turut berkontribusi pada runtuhnya Tembok Berlin dan Blok Timur. Jika musik memiliki kekuatan seperti itu, maka bukan tidak mungkin ada campur tangan agen intelijen di belakangnya. Setidaknya itulah yang terbesit di benak jurnalis Patrick Radden Keefe, merujuk kepada cerita yang seharusnya hanya beredar di lingkaran dalam CIA. Rumor yang beredar mengatakan bahwa lagu itu ditulis oleh badan intelijen AS untuk mengakhiri Perang Dingin. Keefe mengetahui hal ini dari sumber yang dapat dipercaya, yaitu dari seorang teman, atau dari temannya yang lain, yang pernah bekerja di CIA dan tahu soal hal ini dari seorang kolega, atau, dari kabar angin. Tidak ada yang mau memberikan wawancara resmi. Keefe, jurnalis yang menulis untuk majalah The New Yorker ini, mengangkat masalah ini agar ada penyelidikan dan riset yang ekstensif. Perang psikologis Melalui siaran yang bisa didengarkan lewat layanan Spotify, Keefe terus berupaya mencari bukti rumor ini. Namun ia tidak dapat menemukannya, atau setidaknya tidak ada fakta yang valid. Sebagai gantinya, para pendengarnya disuguhi informasi seputar dasar-dasar pekerjaan CIA di bidang politik-budaya. Salah satunya yaitu bagaimana musisi Afrika-Amerika, seperti Nina Simone dan Louis Armstrong, tanpa sepengetahuan mereka telah diberdayakan untuk memperlancar agenda kebijakan luar negeri Amerika Serikat di berbagai negara di Afrika pada 1960-an dan 1970-an. Patrick Radden Keefe juga mengingatkan pendengarnya soal operasi Secret Psychological Warfare PSYOP di mana CIA membebaskan orang warga AS dari Teheran pada 1979 dengan menyamar sebagai tim film. Kisah ini diangkat dalam film Argo yang dirilis tahun 2012 dan menerima banyak penghargaan. Kepala dinas rahasia dikatakan secara pribadi telah memerintahkan untuk menerbitkan kisah positif tentang operasi itu. Lagi-lagi teori konspirasi Namun, jurnalis musik Carsten Schumacher mengatakan āsaat ini saya muak dengan teori konspirasi.ā Ia merujuk pada banyaknya berita keliru tentang pandemi corona. āItu sebabnya, sebagai seorang jurnalis, Anda harus bertanya dengan pertanyaan yang sangat kritis Apakah itu masuk akal? Saya benar-benar tidak keberatan tentang adanya mitos di dunia musik rock, tetapi rumor ini sama sekali tidak masuk akal.ā Bagi Schumacher, yang bekerja sebagai pemimpin redaksi majalah musik Visions, cerita ini mengandung sejumlah inkonsistensi. Ia mengatakan waktunya benar-benar tidak tepat jika CIA disebut memiliki andil dalam penciptaan lagu Wind of Change. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa lagu ini ditulis pada 1989, tetapi baru dirilis pada November 1990 di album "Crazy World". Selain itu menurutnya, perilisan lagu Wind of Change sebagai single juga tidak dilakukan hingga Februari 1991. Schumacher juga tidak merasa harus curiga dengan fakta bahwa lagu Wind of Change adalah lagu komposisi pertama Klaus Mein. "Festival Perdamaian Musik Moskow pastilah sesuatu yang sangat istimewa bagi semua orang yang ada di sana - terutama bagi band asal Jerman,ā ujarnya sambil mengatakan bahwa itu adalah pekerjaan seorang musisi. Terlebih lagi, sejak saat itu Klaus Meine juga telah menciptakan lagu-lagu lain dan yang terbaru adalah Sign of Hope, sebuah balada tentang krisis corona. Pada saat siaran podcast terjebak dalam terlalu banyak asumsi dan pertanyaan, Patrick Radden Keefe - dan para pendengarnya - akhirnya bertemu Klaus Meine. Keduanya pun terlibat dalam obrolan tentang penciptaan lagu Wind of Change. Klaus Meine lantas menanggapi rumor itu dengan pernyataan "Bukankah itu justru malah menunjukkan satu hal yaitu kekuatan sebuah musik?" Ed. ae/yp
In the streets of New York City evāry man can feel the cold. And I donāt want no pity, but I want my story told. When the lights shine down on me, they shine on the little boy. Is this way to make him pay; beāng born in a world of joy. But like me he donāt know where heāll go wrong; he wonāt cry so many tears till he finds out why he donāt belong like me. thereās no room for us out there; you can lose your hope and pride. When it comes to broken dreams youāll get your share. Sometime a man breaks down, and the good thing he is looking for are crushed into the ground. Get on up, look around; canāt you feel the wind of change? Get on up, taste the air; canāt you see the wind of change; Donāt you understand what Iām sayinā, we need a god down there. A man to lead us children, take us from the valley of fear. Make the lights shine down on us, show us the road to go. Help us survive, make us arrive, teach us what we need to know. But like me he donāt know where heāll go wrong; he wonāt cry so many tears till he finds out why he donāt belong like me. thereās no room for us out there; you can lose your hope and pride. When it comes to broken dreams youāll get your share. Sometime a man breaks down, and the good thing he is looking for are crushed into the ground. Get on up, look around; canāt you feel the wind of change? Get on up, taste the air; canāt you see the wind of change; Get on up ⦠Loading next page... Press any key or tap to cancel.
Laporan wartawan Firzie A Idris dan Herka Yanis Pangaribowo dari Moskow, Rusia MOSKWA, - Gorky Park mungkin salah satu ikon Kota Moskwa dengan konotasi mendalam bagi transisi Uni Soviet ke Federasi Rusia. Taman ini menjadi terkenal kala band legendaris asal Jerman, Scorpions, menulis lagu dengan lirik Gorky Park di dalamnya."I follow the Moskwa/Down to Gorky Park," demikian potongan lirik tersebut merupakan baris pertama lagu fenomenal, Winds of Change, milik Scorpions. Sebagai anak 1990an yang jatuh cinta dengan melodi lagu ini sejak masih di Sekolah Dasar, memutuskan untuk mengunjungi Gorky Park awal pekan ini. Gorky Park memiliki luas 120 hektar dan terletak di bantaran Sungai Rolling Stones, Scorpions mendapat ilham lagu Winds of Change setelah melihat perubahan besar yang terjadi di Leningrad pada 1988 dan Moskwa pada 1989. Perubahan datang seiring dengan meluasnya gerakan Glasnot keterbukaan dan Perestroika reformasi kebijakan pemerintah Uni Soviet yang mengarah ke keterbukaan. Baca juga VIK Selamat Datang Piala Dunia 2018, dari Fakta, Rekor, hingga Jadwal Line ikonik di lagu ini baru muncul saat Doc McGhee, mantan manajer Scorpions, yang mengajak anggotanya untuk menaiki perahu dan menyusur Sungai Moskwa. Klaus Meine, vokalis Scorpions, mengatakan bahwa perjalanan ini menjadi "momen inspirasi". "Seperti seluruh dunia berada di satu perahu itu dan berbicara bahasa sama musik," ujar Klaus Meine.
makna lagu wind of change